Selasa, 03 Mei 2011

           Mengapa Tidak Menjadi Murabbi? 

Ada enam alasan mengapa kader dakwah ragu untuk menjadi murabbi yang direkam dalam buku Menjadi Murabbi Itu Mudah. Alasan-alasan itu adalah merasa belum siap, merasa belum pantas, merasa tidak cocok, belum mendapatkan kelompok binaan, sibuk, atau trauma pengalaman.
Alasan yang pertama bisa dijawab dengan langsung menjadi murabbi, tanpa membayangkan hal yang belum terjadi.
Action! Untuk ketidaksiapan teknis ketika mengisi halaqah, Bersama Dakwah Intisari Buku Menjadi Murabbi Itu Mudah.
Muhammad Rosyidi memberikan tips: cermati murabbi mengisi halaqah dari awal sampai akhir, jiplak saja. Selebihnya konsultasikan ke murabbi.
Alasan kedua, merasa tidak pantas, harus segera diatasi.
Pertama, pahamkan diri bahwa seorang yang berdakwah tidak harus menunggu sempurna. Sambil terus memperbaiki diri. Para sahabat Nabi langsung mendakwahkan apa yang mereka terima dari Rasulullah, tanpa menunggu semua surat Al-Qur'an turun lengkap. Kedua, buat target kapan pantas jadi murabbi. Kekurangan yang telah disadari harus dibenahi dalam tenggang waktu tertentu. Jika tak ada waktu yang bisa dijadikan batasan sampai pantas, barangkali alasan yang sebenarnya adalah ketidakmauan atas nama ketidakpantasan.
Merasa tidak cocok biasanya menimpa kader yang nervous bicara di depan orang banyak, atau kurang menguasai materi. Banyak juga keraguan ini menimpa mereka yang pernah gagal menjadi murabbi. Saran dalam buku Menjadi Murabbi itu Mudah adalah dengan memberanikan diri menjadi murabbi. Jangan pernah merasa tidak cocok kalau hanya pernah gagal satu atau dua kali. Sambil terus meng-up grade diri sebagai langkas antisipasi.
Alasan keempat bisa dijawab secara personal, kelompok tarbawi, atau struktur. Secara personal berarti meningkatkan kemampuan rekrutmen, berupaya melakukan dakwah fardiyah. Secara kelompok, ini bisa disikapi dengan Bersama Dakwah Intisari Buku Menjadi Murabbi Itu Mudah menggelar rekrutmen yang difasilitasi murabbi. Tentu adanya peran struktur menjadi solusi yang lebih baik. Misalnya dengan adanya bursa murabbi dan mutarabbi di samping secara berkala menggelar acara-acara rekrutmen. Untuk alasan sibuk, justru murabbi adalah tugas yang biasa dijalankan dengan baik oleh mereka yang terbiasa sibuk.
Kesulitan waktu bisa diatasi dengan mengkomunikasikan kepada struktur sehingga murabbi yang bisa di satu waktu dipertemukan dengan mutarabbi yang bisanya juga di waktu
itu. Sedangkan trauma pengalaman biasanya dialami oleh mereka yang pernah "ditinggalkan" mutarabbi. Bisa jadi karena sikapnya yang berbeda dalam masalah khilafiyah. Seharusnya kegagalan tidak menjadikankader trauma untuk memegang halaqah lagi. Justru dengan banyaknya pengalaman ia akan menjadi expert. Maka solusinya adalah, lakukan. Do it!

Karena Menjadi Murabbi itu Luar Biasa
Motivasi itu penting. Dan motivasi berangkat dari pemahaman yang benar. Menjadi murabbi itu luar biasa. Banyak keutamannya. Kesiapan kader untuk menjadi murabbi akan semakin kokoh jika ia memiliki motivasi tinggi di samping keberhasilannya menepis keraguan-keraguan di atas.
Bersama Dakwah Intisari Buku Menjadi Murabbi Itu Mudah Pada bab 3 dan 5 Menjadi Murabbi Itu Mudah, Muhammad Rosyidi menguraikan bahan motivasi itu. Bahwa kita perlu memahami status murabbi dan untungnya menjadi murabbi. Keduanya bahkan diletakkan sebelum alasan tidak menjadi murabbi pada bab 6.
Setidaknya, ada hal yang dijelaskan dalam buku Menjadi Murabbi Itu Mudah terkait status Murabbi. Pertama, murabbi itu menyambung mata rantai dakwah. Tanpa murabbi dakwah akan terputus. Dan jangan sampai kita termasuk pemutus mata rantai itu. Kedua, menjadi murabbi berarti berkontribusi bagi dakwah. Kontribusi yang teramat besar nilainya bagi seorang kader dakwah. Kontribusi spesial. Apapun amanah kader di dalam struktur atau wajihah, menjadi murabbi adalah amanah utama yang tidak boleh dikesampingkan. Ketiga, tidak adaoutsorcing dalam menjadi murabbi. Jadi seorang ikhwah tidak boleh berpikir; saya
merekrut saja, biar orang lain yang membina. Saya di struktur saja, atau mengisi taklim saja, biar saya wakilkan halaqah kepada ikhwah lainnya.
Sedangkan untungnya menjadi murabbi diuraikan dalam bab 5 sebagai berikut: memperoleh pahala sebagai dai, mendapatkan multi level pahala, menjadi lebih memahami
tarbiyah, termotivasi untuk terusmeningkatkan amal, menjadi sarana pendewasaan diri, dan aplikasi taawun.
Bersama Dakwah Intisari Buku Menjadi Murabbi Itu Mudah ….
Segera Menjadi Murabbi, Siapkan Mental, Pilih Gaya Sendiri!
Cara terbaik menjadi murabbi adalah memulainya. Maka motivasi yang telah ada harus segera menemukan krannya. Action. Bisa jadi halaqah itu murni baru, bisa jadi ia lanjutan dari taklim rutin yang di-khas-kan, atau yang lainnya. Sambil jalan murabbi baru perlu mensetting mentalnya. Bahwa murabbi itu pantang menyerah, bersikap tenang, dan bijak menyikapi realitas binaan. Tidak menyerah meski hujan datang, tetap datang. Tidak menyerah meski lelah. Tetap tenang meskipun barangkali ada tetangga yang bertanya ada cara apa. Tetap tenang meskipun ada peserta yang di awal halaqah bertanya yang menyulitkan. Bijak menyikapi realitas binaan yang berbeda latar belakang maupun sangat tidak ideal dalam Islam. Murabbi perlu bijak, karena mereka masih baru.
Dalam menyampaikan materi, kita bisa memilih gaya kita sendiri. Bisa gaya tekstual dengan cara membacakan materi halaqah. Bisa gaya multimedia dengan membawa laptop dan menyajikan materi dalam bentuk powerpoint. Bisa gaya mengkaji kitab, dengan membaca kitab lalu menguraikan sendiri penjelasannya. Atau gaya paparan dengan cukup
menuliskan rasmul bayan lalu menjelaskannya.
Bersama Dakwah Intisari Buku Menjadi Murabbi Itu Mudah Masih banyak tips-tips berikutnya dalam mengelola halaqah dalam buku Menjadi Murabbi Itu Mudah. Membaca buku ini, insya Allah menjadi pencerahan dan penyemangat bagi calon murabbi bahwa Menjadi Murabbi Itu Mudah. Meski demikian, buku ini juga perlu dibaca para murabbi sebagai upaya in'asy, pengembangan, peningkatan, dan up-grade kualitas. Wallaahu a'lam bish shawab. [Muchlisin] Bersama Dakwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar